CEPOT PUNYA ARTIKEL »

  • Twitter
  • Facebook
  • Post Date 8/28/2010

    langit putih

    Langit seakan menyerpih menjadi buliran-buliran bening yang segar
    Melihatkah engkau hal yang sama?
    Aroma tanah menyeruak lembut membelai udara yang terhirup tubuh
    Menciumkah engkau baunya?
    Entah berada dimana dirinya
    Tak tampak pandang walau hati terus mengenang
    jauh mungkin ia dari sini

    tapi risau selalu tertinggal dalam diri
    Rasa ini, cinta ini,rindu ini mengapa terus mengepung hati dan kepala
    Ingin dibuang jauh jauh dari tempatnya, tapi hati tak kuasa
    Terus mengiba pada Tuhannya bertemu dengannya
    menahan dan terus tertahan tak ada yang bisa membawa berjumpa
    alangkah gembira balon di tangan
    menatap kelebat dirinya dalam keheningan
    mencipta sekulum senyum indah tak terperikan
    harapan ia membalas pandangan
    menghembus perlahan dalam badan
    oh, Tuhan betapa indah kau ciptakan dunia beserta isinya
    dan jantungpun berdegup-degup tak biasanya
    langkahnya, alunan lengannya, dan kharismanya
    membelenggu jiwa ini hingga tak bisa berlari
    menghambat otak jadi tak kreatif
    lalu ia mendekat, mulut tetap kerkatup diam
    ia tawarkan sebuah sapa menggetarkan hanya 5 huruf
    sekulum senyum dibalaskan atasnya
    berlalulah ia menyongsong suatu yang lainnya
    langkahnya, alunan lengannya, dan kharismanya
    masih tersasar dalam sepetak kecil sanubari
    meninggalkan sesal menyakitkan tanpa sejenakpun saling melepas kata
    Cinta mengendap dan sering mengaburkan pandang
    menggelapkan hati, dan mencacah dada..
    sesal tertinggal berkawan dengan cinta untuknya
    maka lahirlah seorang pesimistis
    mengambil alih kuasa, dan meniup-niupkan hawa negatif
    memerintah kemunduran, kemudian mendahului wewenang Tuhan
    bahwa jodoh, mati, dan rejeki itu prerogatif penguasa manusia
    secercah cahaya baik hati yang tinggal jauh di dalam hati
    tak kuasa menahan siksaan pesimisme
    muncullah ia ke permukaan menebar keadilan
    bahwa masihlah ada kemungkinan dirinya berbaur dalam cinta yang suci
    bahwa jodoh, mati dan rejeki itu adalah hak prerogatif-Nya
    Dan cinta pun menggeliat bangkit di tengah malam
    bercengkrama dengan bulir-bulir air,
    memanjatkan titian iba dan pinta,
    merayakan lepasnya dari jerat lekat seorang pesimis dalam dua yang
    ringan,
    tersebut namanya dalam romansa dengan sang pencipta,
    Oh Tuhan, bolehkah aku menjadi miliknya?
    Aku sangat mencintainya…